Pengenalan Lalat Buah (Bractocera sp)
Lalat buah famili
Tephritidae merupakan serangga yang sangat merusak dan merugikan secara ekonomi
pada produksi buah dan sayur segar. Perdagangan internasional telah menyatakan
bahwa lalat buah merupakan ancaman utama sebagai hama kontaminan dan bersifat
sebagai sepesies yang invasif (Suputa dkk, 2006a).
Globalisasi
perbandingan buah dan sayur segar membuat negara kita harus sangat
memperhatikan kesehatan tanaman dari serangan lalat buah. Telah banyak kasus
penolakan ekspor komoditas buah dan sayur segar oleh suatu negara pengimpor
yang dikarenakan adanya gejala serangan lalat buah. Deteksi hama lalat buah
yang sangat merugikan secara ekonomis adalah sangat penting dalam pertanian
holtikultura di masa depan (Suputa dkk, 2006a).
Lalat buah famili
Tephritidae dibagi menjadi empat subfamili yaitu Tephritinae, Trypetinae,
Ceratitinae, dan Dacinae. Subfamili Tephritinae sebagian
besar terdapat di daerah utara katulistiwa yang merupakan lalat yang menyerang
dan membentuk gall pada bunga Asteraceae. Subfamili Trypetinae
tersebar hampir di seluruh dunia yang menyerang pada buah, beberapa spesies
sebagai pengorok daun pada tanaman bungan dan penggerek batang rumput.
Subfamili Dacinae yang merupakan lalat buah yang ada pada daerah subtropik dan
tropik dan berada di hutan hujan tropis sebagai penggerak buah. Subfamili
Dacinae inilah yang menjadi hama utama pada komoditas holtikultura di Afrika,
Asia Tenggara, dan Pasifik Selatan. Hingga saat ini lalat buah subfamili
Dacinae tercatat 800 spesies (Suputa dkk, 2006).
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian pada
latar belakang, permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah
spesies lalat buah apa saja yang hadir dan merusak buah yang diperdagangkan di
Pasar Bertais Kecamatan Sandubaya Kota Mataram Tahun 2011 ?
C. Tujuan
Penelitian
Tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi spesies lalat buah yang
ditemukan dan merusak buah yang diperdagangkan di PasarBertais Kecamatan
Sandubaya Kota Mataram dan upaya pembuatan bahan ajar Tahun
2011.
D. Manfaat
Penelitian
Manfaat yang akan
didapatkan dalam penelitian ini adalah diketahuinya jenis lalat buah yang hadir
dan merusak buah yang diperdagangkan di Pasar Bertais Kecamatan Sandubaya
Mataram Tahun 2011. Kota Mataram, akan dijadikan indikator untuk mencarikan
jalan pemecahan untuk mempertahankan kualitas buah yang dikonsumsi oleh
manusia.
E. Lingkup Penelitian
Lingkup Penelitian
bertujuan untuk membatasi penelitian yang akan dibahas dan untuk memperlancar
proses pelaksanaan yang dilakukan, yaitu :
1. Subyek
Penelitian
Subyek dalam penelitian
ini adalah lalat buah yang berada di buah yang diperdagangkan
di Pasar Bertais Kecamatan Sandubaya Kota Mataram Tahun 2011.
2. Obyek
Penelitian
Obyek dalam penelitian
ini adalah identifikasi spesies lalat buah pada buah yang
diperdagangkan di Pasar Bertais Kecamatan Sandubaya
Kota Mataram dan upaya pembuatan bahan ajar pada mata kuliah ekologi
hewan Tahun 2011.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan
di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram.
F. Definisi Operasional Judul
Hal-hal yang perlu
dijelaskan tentang beberapa istilah-istilah penting dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Identifikasi
Identifikasi adalah
proses pengenalan taksonimi biologi dengan cara membandingkan atau menyamakan
dengan contoh yang ada sebelumnya.
2. Spesies
Spesies merupakan unit
terkecil dari klasifikasi organisme yang dapat melakukan perkawinan dengan
sesamanya dan menghasilkan keturunan yang fertil.
3. Lalat
buah
Lalat
buah merupakan hama yang banyak menyerang buah-buahan dan
sayuran seperti mangga, jambu biji, belimbing, melon, nangka, jambu
air, tomat, cabai merah, dan pare. Hama ini terdapat hampir di seluruh kawasan
Asia-Pasifik dan diketahui dapat menyerang lebih dari 26 jenis
buah-buahan dan sayuran. Akibat serangan hama ini menyebabkan rendahnya
produksi dan mutu buah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi
Teori
1. Lalat Buah
Lalat buah merupakan
salah satu hama yang sangat ganas pada tanaman hortikultura di Dunia. Pada
populasi yang tinggi, intensitas serangannya dapat mencapai 100%. Oleh karena
itu, hama ini telah menarik perhatian seluruh dunia untuk melaksanakan upaya
pengendalian secara terprogram. Program pengendalian itu memerlukan waktu lebih
dari lima tahun, bahkan puluhan tahun (Suputa dkk, 2006b).
Lalat buah merusak buah
dengan cara memasukkan telur pada buah. Setelah 3 hari, larva akan menetas dan
akan memakan daging buah sehingga buah menjadi busuk. Akibatnya buah jatuh dan
tidak bisa dipanen. Bagian luar buah biasanya terlihat mulus, tetapi bagian
dalamnya sudah busuk. Larva lalat buah berada dalam buah selam 23 sampai 16
hari kemudian meloncat ke tanah dan berubah menjadi pupa. Setelah 3 hari, pupa
berubah menjadi imago yang siap kawin dan dapat meletakkan telur di buah yang
segar lagi (Kusnaedi, 1999).
Penelitian yang
dilakukan oleh para ahli menyimpulkan bahwa lalat buah membutuhkan
karbohidrat, asam amio, mineral dan vitamin. Karbohidrat dan air merupakan
sumber energi bagi aktivitas hidup lalat buah. Sukrosa adalah salah satu bentuk
karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh lalat buah betina untuk
menghasilkan telur. Asam askorbat dibutuhkan lalat buah terutama
dalam proses pergantian kulit. Apabila kebutuhan zat ini tidak terpenuhi dari
pakannya, lalat buah akan mengalami kegagalan dalam pergantian kulit dan
akhirnya mati. Lalat buah juga membutuhkan protein untuk memproduksi telur dan
sperma. Pakan lalat buah dewasa diperoleh dari cairan manis buah-buahan,
aksudat bunga, nektar, embun madu yang dikeluarkan oleh kutu homoptera dan
kotoran burung. Serangga jantan dan betina dapat terbang jauh jika di dekatnya
tidak terdapat makanan atau tempat meletakkan telurnya (Putra, 1997).
2. Taxonomi
Lalat Buah
Di indonesia pada saat
ini di laporkan ada 66 spesies lalat buah, diantaranya yang dikenal sangat
merusak adalah Bactrocera spp. Menurut Drew and Hancock
(1994) dalam Yulistiono (2009), klasifikasi lalat buah adalah sebagai
berikut :
Kingdom
: Animalia
Phyllum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Diptera
Famili
:
Tephritidae
Genus
: Bactrocera
Spesies
: Bactrocera spp.
Panjang tubuh lalat
buah dewasa adalah 3,5 – 5 mm, berwarna hitam kekuningan dan khusus pada bagian
abdomen, kepala dan kaki berwarna coklat. Torak berwarna hitam, abdomen yang
jantan berbentuk bundar, sementara abdomen yang betina dilengkapi dengan
ovipositor yang berbentuk seperti pisau yang terletak pada ujung abdomen
(Anonim, 1999).
Pada kondisi suhu 26oC
dan kelembaban relatif 70% siklus hidupnya dari telur sampai dewasa membutuhkan
waktu sekitar 22 hari. Telur membutuhkan satu sampai dua hari untuk menetas,
sementara tahapan larva berakhir antara 6-9 hari, dan waktu pupasi lamanya
sekitar 8 – 9 hari (Anonim, 1999). Menurut Putra (1997), pupa dari lalat buah
jenisBactrocera cucurbitae, Bactrocera dorsalis dan Ceratitis
capitatamempunyai perkembangan yang paling cepat pada tanah dengan kelembaban
90%. Pada suhu 25 – 27o C dan kelembaban relatif sebesar 7 – 90o C
menjadi serangga dewasa yang matang seksualnya setelah 8 – 10 hari muncul dari
pupa (Anonim, 1999).
3. Morfologi Lalat
Buah
Warna dadanya (thorax)
kelabu, sedangkan perutnya (abdomen) berpita melintang dengan warna kuning,
kepalanya berwarna coklat kemerahan, sayapnya transparan. Jika dibentangkan
lebar sayap sekitar 5 – 7 mm panjang badannya 6 – 8 mm. Jika dilihat dari atas,
warna perutnya (abdomen) coklat muda dengan pita coklat tua melintang. Telurnya
putih, bentuknya memanjang dan runcing kedua ujungnya. Panjang telur 1,2 mm,
sedangkan lebarnya 0,2 mm. larva yang muda berwarna putih. Namun, jika telah
cukup dewasa, warna belatung menjadi kekuningan, panjangnya 1 cm (Pracaya,
1999).
Bagian depan tubuh
larva meruncing lebih sempit dari pada bagian belakang
tubuh yang membesar dan papak seperti terpotong (Putra, 1997).
Panjang larva 1 mm setelah penetasan dan 7 – 8 mm ketika akan menjadi pupa.
Larva berwarna putih atau mirip dengan warna daging buah. Larva
terdiri dari tiga instar, larva yang telah berumur empat hari merupakan larva
instar dua kemudian larva yang berumur 5 samapi 7 hari adalah larva instar tiga
awal, tengah, dan akhir (Purcell et al., 1996). Larva yang berumur tua
dapat meloncat dan jatuh ke tanah sampai kedalaman 2 sampai 7 cm untuk kemudian
membentuk pupa (Anonim, 1999).
4. Perkembangan Lalat
Buah
Tentang perkembangannya
dapat dikemukakan sebagai berikut :
a. Telur
yang terbawa dari luar pada material yang dimasukkan ke dalam gudang, akan
menetas di dalam gudang, telur ini berwarna putih, berbentuk lonjong dengan
bagian ujungnya agak meruncing. Ketika masih di lapangan biasanya telur-telur
ini ditempatkan oleh induk lalat pada bagian buah yang telah dilukainya atau
pada bagian yang telah ada celah atau lubang-lubang kecil.
b. Biasanya
beberapa hari saja produk-produk tanaman itu ada di dalam gudang (kalau di luar
gudang biasanya sekitar 3 sampai 5 hari) terjadilah penetasan.
c. Larva-larvanya
akan masuk ke dalam jaringan buah, pengrusakan berlangsung dalam buah,
mengakibatkan kehancuran dan pembusukan. Selama dalam buah, pada umumnya larva
ini mengalami dua kali pergantian kulit.
d. Menjelang
masa berkepompong, ulat atau larva-larva itu keluar dari dalam buah,
selanjutnya berlindung di bawah buah itu sendiri atau pada celah-celah wadahnya
sambil mempersiapkan kokon bagi kepompongnya.
e. Siklus
hidupnya berlangsung sekitar 16 sampai dengan 20 hari.
Lalat buah termasuk
serangga yang bermetamorfosis sempurna yaitu terdiri dari empat fase
pertumbuhan : telur, larva, pupa dan imago (Suputa dkk, 2006b).
a. Telur
Lalat buah betina
meletakkan telur ke dalam buah dengan menusukkan ovipositornya (alat peletak
telur). Bekas tusukan itu ditandai adanya noda/titik hitam yang tidak terlalu
jelas dan hal ini merupakan gejala awal serangan lalat buah.
b. Larva
Bentuk dan ukuran larva
famili tephritidae umumnya bervariasi, tergantung dari spesies dan ketersediaan
zat gizi esensial dalam media makanannya. Larva berwarna putih keruh atau putih
kekuningan, berbentuk bulat panjang dengan salah satu ujungnya runcing.
c. Pupa
Pupa (kepompong)
berbentuk oval, warna kecoklatan, dan panjangnya 5mm. Masa pupa adalah 4-10
hari dan setelah itu keluarlah serangga dewasa (imago) lalat buah.
d. Imago
Imago lalat buah
rata-rata berukuran 0,7 x 0,3mm dan terdiri atas kepala, toraks dada, dan
abdomen.
Dalam perkembang
biakannya, induk lalat akan menempatkan telur-telurnya pada jaringan buah dalam
posisi agak miring, kedua helai benanghalusnya itu tetap menjulur keluar.
Telur menetas dalam waktu 2 atau 3 hari, larvanya langsung merusak dan memakan
jaringan buah. Siklus hidupnya dapat dikatakan demikian singkat, sekitar 14 -
21 hari (Kartasapoetra, 1987).
Di daerah panas
sepanjang Tahun semua tingkatan kehidupannyamasih bisa
ditemukan, mulai dari telur, larva, pupa, hingga lalat. Telur
diletakkan di dalam buah sedalam 6 mm di bawah permukaan sebanyak 10 – 15
butir. Pada temperatur 25 – 30oC telur akan menetas dalam waktu lebih kurang 30
– 36 jam. Sesudah menetas, larva (belatung) memakan daging buah. Belatungnya
akan makan selama lebih kurang satu minggu, kemudian keluar dari buah. Belatung
yang telah dewasa mempunyai kebiasaan melenting dan bisa mencapai jarak 30 cm.
Belatung masuk ke dalam tanah sedalam 1 – 5 cm. Selanjutnya, belatung membuat
puparium. Setelah 10 hari, pupa menjadi lalat. Lalat betina mulai bertelur
setelah berumur 5 – 7 hari. Daur hidup dari telur sampai dewasa yaitu 25 hari.
Di daerah dingin daur hidupnya lebih lama (Pracaya, 2009).
5. Ekologi Lalat
Buah.
Lalat buah merupakan
hewan yang bersayap, dan berukuran kecil. Maka dari itu pengamatan
morfologi hewan ini bisa dengan menggunakan alat bantu seperti LUV.
Genus Bactrocera mempunyai banyak species. Species yang paling banyak
dan tersebar luas adalah Bactrocera spp.
Biasanya lalat berwarna
cerah kuning, coklat, oren, hitam, atau kombinasi dari warna tersebut.
Abdomennya terdiri dari 5 ruas. Kepalanya besar dan lebar dengan leher yang
sangat kecil. Biasanya sayapnya lebar dengan bercak-bercak hitam. Lalat betina
mempunyai ovipositor yang dipergunakan untuk memasukkan telur kedalam buah atau
jaringan-jaringan tanaman lunak yang lain. Larvanya langsing dengan panjang
sekitar 10 mm. larvanya bias melenting dengan melingkarkan badannya, kemudian
meloncat. Larva ini tidak berkaki dan dapat membuat trowongan dalam jaringan
tanaman. Selanjutnya, larva menjadi pupa dalam trowongan atau dalam tubuh
(Pracaya, 2009).
6. Gejala
Serangan Lalat Buah
Lalat buah betina
menusuk kulit buah dengan ovipositornya sehingga buah akan mengeluarkan getah.
Getah tersebut menarik perhatian lalat lain untuk datang dan memakan atau
bertelur. Tusukan tersebut juga menyebabkan bentuk buah menjadi jelek,
berbonjol, dan kadang menyebabkan kerontokan. Selain itu, cendawan pembusukan
kadang datang sehingga terjadi perubahan warna dan pembusukan buah. Biasanya
dengan datangnya serangga dan cendawan, buah menjadi rusak atau pecah (Pracaya,
2009).
Lalat buah (ordo
Diptera, famili Tephritidae), terdiri atas ± 4000 spesies yang
terbagi dalam 500 genus. Tephritidae merupakan famili terbesar dari
ordo Diptera dan merupakan salah satu famili yang penting karena secara ekonomi
sangat merugikan.
Stadium
lalat buah yang paling merusak adalah stadium larva, yang pada
umumnya berkembang di dalam buah (Suputa dkk, 2006).
Sekitar
35% dari spesies lalat buah menyerang buah-buahan yang berkulit lunak
dan tipis, termasuk di dalamnya buah-buahan komersial yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi. Di samping menyerang buah-buahan yang lunak, sekitar 40% larva
lalat buah juga hidup dan berkembang pada bunga
famili Asteraceae (=Composite); sedangkan selebihnya hidup pada bunga
tanaman famili lainnya atau menjadi pengorok pada daun, batang, atau jaringan
akar. Hanya beberapa spesies lalat buah yang diketahui bukan fitopagus (Suputa
dkk, 2006b).
Larva ordo ini disebut
belatung, serta jentik-jentik, warna belatung putih tidak berkaki, kepalanya
kecil, makin ke belakang makin membesar. Biasanya bila terganggu akan
melenting. Belatung hidup dalam buah, batang tangkai daun atau sebagai parasit
binatang. Biasanya menjadi pupa dalam tanah, tidak di dalam sumber makanan.
Sementara jentik-jentik hidup dalam air (Pracaya, 1995).
7. Identifikasi
Jenis Kelamin
Kriteria atau ciri-ciri
pada lalat buah yaitu, tungkai-tungkai sayap, gambaran huruf T
berwarna gelap pada daerah tergit ketiga ruas abdomen dan ketotaksis (susunan
rambut, bulu terutama dari kepala dan torak) serta ada dan tidaknya struktur
rambut halus pada tergit ke tiga ruas abdomen ketiga lalat buah jantan. Melihat
ciri-ciri pada daerah abdomen yaitu gambaran huruf T pada tergit ke tiga
pada ruas abdomen lalat buah. Identifikasi yang dilakukan mengacu pada Putra
(1997) dengan melihat ciri perbedaan warna pada daerah kepala, torak dan
abdomen. Ciri lain yang dijadikan sebagai acuan adalah ada tidaknya dua garis
lateral dan satu garis median di daerah skutum pada wilayah sekitar anterior
torak (rongga dada) serta ada tidaknya struktur rambut pada tergit ke tiga ruas
abdomen ketiga lalat buah jantan.
B. Hasil
Penelitian Yang Relevan
Adapun hasil penelitian
yang relevan yaitu :
1. Jurnal
biologi tropis, (2004) : “ Spesies dan Kemelimpahan Lalat
Buah Bactrocera(Diptera : Tephritidae) Yang Tertangkap Dengan
Perangkap Petrogenol Di Desa Lingsar Lombok Barat “.
Hasil identifikasi pada
lalat buah yang tertangkap dengan perangkap petrogenol dalam penelitian ini,
didapat 2 spesies lalat buah yaituBactrocera dorsalis kompleks Drew dan
Hancock dan Bactrocera umbrosaFebricus. Bactrocera dorsalis kompleks
Drew memiliki ciri morfologis antara lain torak berwarna hitam, pada bagian
dorsal di daerah pinggir torak dekat pangkal sayap terdapat bercak kuning
memanjang, abdomennya berwarna coklat bata, pada bagian dorsal terdapat
gambaran huruf “T” berwarna hitam. Bactrocera umbrosa Febricus
memiliki ciri morfologis antara lain rentang sayap berkisar antara 5,5 – 8,1
mm, pada bagian sayap terdapat 3 pita melintang yang melintasi milai dari pita
kostal sampai dengan pinggir belakang sayap, bagian abdomennya berwarna
kecoklat-coklatan dengan beberapa pola dan pada tergit ruas ketiga abdomen pada
lalat jantan terdapat pekten.
2. Wahyuni,
(2005) : “Perbedaan Antara Jumlah Tetes Metil Eugenol Terhadap Jumlah Tangkapan
Lalat Buah Bactrocera Dorsalis di Desa lingsar Lombok Barat “.
Berdasarkan hasil
penelitian, jenis lalat buat buah yang tertangkap dengan menggunakan perangkap
beratraktan metil euganol adalah lalat buahBactrocera dorsalis jantan.
Ciri-ciri yang membedakan antara lalat buahBactrocera dorsalis jantan
dan Bactrocera dorsalis betina adalah pada ujung abdomen lalat buah
jantan tidak terdapat ovipositor, sedangkan lalat buah betina memiliki
ovipositor. Ovipositor ini digunakan sebagai alat peletakan telur pada lalat
betina.
C. Kerangka
Berpikir
Lalat buah dan
Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri segmen yang teratur.
segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, yaitu : kepala, thoraks, dan
abdomen. seperti hewan simetris bilateral lainnya, lalat buah ini mempunyai
poros anterior dan posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral
(punggung-perut). Pada lalat buah, determinan sitoplasmik yang sudah ada di
dalam telur memberi informasi posisional untuk penempatan kedua poros ini
bahkan sebelum fertilisasi. setelah fertilisasi, informasi dengan benar dan
akhirnya akan memicu struktur yang khas dari setiap segmen.
Menurut Nugroho (1997),
ciri-ciri lalat buah (Bactrocera sp) adalah sebagai berikut:
1. Lalat
buah mempunyai tubuh yang berbuku-buku, baik ruas tubuh utama maupun alat
tambahan, misalnya kaki dan antena. Sebagai anggota kelas serangga, lalat buah
mempunyai tiga bagian tubuh, yaitu kepala, rongga dada (torak), dan perut
(abdomen). Lalat buah juga mempunyai tiga pasang kaki yang muncul pada
ruas-ruas toraksnya.
2. Sebagai
anggota ordo Diptera, lalat buah hanya mempunyai dua buah sayap. Sayap yang
berkembang adalah sayap bagian depan. Sayap belakang mengecil dan berubah
bentuk menjadi alat keseimbangan yang disebuthalter. Halter ini berbentuk
kepala korek api. Pada permukaannya terdapat bulu-bulu halus yang berfungsi
sebagai indera penerima rangsang dari lingkungan, terutama kekuatan aliran
udara.
3. Lalat
buah mengalami perubahan bentuk tubuh atau metamorfosis sec
nice info thank you yah
ReplyDeleteElever SEO