PENGENALAN HAMA DAN GEJALA SERANGAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan
produksi pertanian seringkali dihadapkan pada permasalahan gangguan serangan
hama tanaman. Penyebab hama tanaman dapat berupa serangga dan hewan vertebrata
(seperti tikus, burung, babi hutan), tungau, dan moluska. Kerugian yang
ditimbulkannya beragam, tergantung beberapa factor, seperti factor makanan,
iklim, musuh alami dan manusia sendiri. Sehubungan Indonesia terletak di daerah
tropis, maka masalah gangguan serangan hama tanaman hampir selalu ada sepanjang
tahun, hal ini disebabkan faktor lingkungan yang sesuai bagi perkembangan
populasi hama. Selain itu juga karena tanaman inangnya hampir selalu ada sepanjang
waktu. Gangguan serangan hama pada tanaman sangat merugikan, sehingga upaya
pengendaliannya harus senantiasa diupayakan.
Penyebab
hama sebagian besar adalah berasal dari golongan serangga, namun demikian
serangga yang berperan sebagai hama ternyata hanya 1-2 persen saja, sedangkan
sisanya yang 98-99 persen adalah merupakan serangga berguna yang dapat berperan
sebagai parasitoid, predator, penyerbuk (pollinator), pengurai (decomposer),
dan serangga industry. Menurut banyak ahli entomologi, serangga terdiri 30
ordo, namun hanya 13 ordo yang merupakan ordo penting dalam perlindungan
tanaman. Pengenalan gejala serangan hama sangat penting untuk diketahui karena
untuk menentukan binatang penyebabnya umumnya lebih mudah diketahui dari gejala
serangannya.
B. Tujuan
1. Untuk mengenal jenis hama pada tanaman
2. Untuk mengenal gejala serangan hama
3. Untuk membuat analisis agroekosistem berdasarkan hasil
pengamatan
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Hama merupakan suatu organisme yang mengganggu tanaman,merusak
tanaman dan menimbulkan kerugian secara ekonomi,membuat produksi suatu tanaman
berkurang dan dapat juga menimbulkan kematian pada tanaman,serangga hama
mempunyai bagian tubuh yang utama yaitu caput, abdomen ,dan thorax.Serangga hama merupakan organisme yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan
mengakibatkan kerusakan dan kerugian ekonomi. Hama dari jenis serangga
dan penyakit merupakan kendala yang dihadapi oleh setiap para petani yang
selalu mengganggu perkembangan tanaman budidaya dan hasil produksi
pertanian. Hama dan penyakit tersebut merusak bagian suatu tanaman,
sehingga tanaman akan layu dan bahkan mati(Harianto, 2009).
Menurut
Pranata (1982), akibat dari serangan hama, maka akan terjadi susut kuantitatif,
susut kualitatif dan susut daya tumbuh. Susut kuantitatif adalah turunnya bobot
atau volume bahan karena sebagian atau seluruhnya dimakan oleh hama. Susut
kualitatif adalah turunnya mutu secara langsung akibat dari adanya serangan
hama, misalnya bahan yang tercampur oleh bangkai, kotoran serangga atau bulu
tikus dan peningkatan jumlah butir gabah yang rusak. Susut daya tumbuh adalah
susut yang terjadi karena bagian lembaga yang sangat kaya nutrisi dimakan oleh
hama yang menyebabkan biji tidak mampu berkecambah. Secara ekonomi, kerugian
akibat serangan hama adalah turunnya harga jual komoditas bahan pangan
(biji-bijian). Kerugian akibat serangan hama dari segi ekologi atau lingkungan
adalah adanya ledakan populasi serangga yang tidak terkontrol (Syarief dan
Halid, 1993).
Hama
merupakan semua serangga maupun binatang yang aktifitasnya menimbulkan
kerusakan pada tanaman sehingga mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman menjadi terganggu dan berdampak pada kerugian secara ekonomis.Serangga
terbagi dalam beberapa ordo sesuai dengan ciri khas masing-masing, diantaranya
berdasarkan tipe mulut yang terbagi atas tipe mulut menggigit, mengunyah,
menjilat, menusuk, mengisap, menggerek (rioardi, 2009).
Kerusakan
oleh serangga dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kerusakan langsung dan
kerusakan tidak langsung.Kerusakan langsung terdiri dari konsumsi bahan yang
disimpan oleh serangga, kontaminasi oleh serangga dewasa, pupa, larva, telur,
kulit telur, dan bagian tubuhnya, serta kerusakan wadah bahan yang disimpan.
Kerusakan tidak langsung antara lain adalah timbulnya panas akibat metabolisme
serta berkembangnya kapang dan mikroba-mikroba lainnya (Cotton dan Wilbur,
1974).
Hama
pengganggu tanaman dibedakan berdasarkan ordonya, serangga memiliki enam ordo
yaitu :
1. Ordo Orthoptera
Ordo Orthoptera yaitu ordo serangga yang mengalami
metamorfosis tidak sempurna. Dalam daur hidupnya Ordo orthoptera mengalami
tahapan perkembangan yaitu telur, nimfa yaitu serangga muda yang mempunyai
sifat dan bentuk sama dengan dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami
pergantian kulit, imago (dewasa) ialah fase yang ditandai telah berkembangnya
semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya
(Hansamunahito, 2006).
Ciri-ciri serangga ordo orthoptera yaitu memiliki satu pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan
sempit disebut tegmina.Sayap belakang tipis berupa selaput.Sayap
digunakan sebagai penggerak pada waktu terbang, setelah meloncat dengan tungkai
belakangnya yang lebih kuat dan besar.Hewan jantan mengerik dengan menggunakan
tungkai belakangnya pada ujung sayap depan, untuk menarik betina atau mengusir
saingannya.Hewan betinanya mempunyai ovipositor pendek dan
dapat digunakan untuk meletakkan telur, tipe mulutnya menggigit(Hansamunahito,
2006).
2. Ordo Hemiptera
Nama
"Hemiptera" berasal dari bahasa Yunanihemi (setengah)
dan pteron (sayap) sehingga jika diartikan secara keseluruhan,
Hemiptera berarti "yang bersayap setengah". Nama itu diberikan
karena serangga dari ordo ini
memiliki sayap depan
yang bagian pangkalnya keras seperti kulit, namun
bagian belakangnya tipis seperti membran. Sayap depan ini pada sebagian anggota
Hemiptera bisa dilipat di atas tubuhnya dan menutupi sayap belakangnya yang
seluruhnya tipis dan transparan, sementara pada anggota Hemiptera lain sayapnya
tidak dilipat sekalipun sedang tidakterbang. Hemiptera
tidak mengalami metamorfosis sempurna.(Nonadita,2008).
Morfologi Hemipterayaitu Mempunyai dua pasang sayap, sepasang tebal dan
sepasang lagi seperti selaput, Pada bagian kepala dijumpai
adanya sepasang antene, mata facet dan occeli.Tipe mulut menusuk dan mengisap, Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini
adalah Walang sangit (Leptorixa acuta Thumb.),
Kepik hijau (Nezara viridula L) (Nonadita, 2008).
3. Ordo Homoptera
Ordo Orthoptera yaitu ordo serangga yang
mengalami metamorfosis tidak sempurna. Dalam daur hidupnya Ordo orthoptera
mengalami tahapan perkembangan yaitu telur-nimfa-imago. Nimfa yaitu serangga
muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasanya, dalam fase ini
serangga muda mengalami pergantian kulit, imago (dewasa) ialah fase yang
ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat
perkembangbiakan serta sayapnya (Hansamunahito, 2006).
Ciri-ciri serangga ordo homoptera yaitu Tipe mulut mengisap,mempunyai dua pasang sayap, sayap depan dan belakang sama, bentuk transparan yang
digunakan untuk terbang,(Hansamunahito, 2006).
4. Ordo Coleoptera
Ordo Coleoptera termasuk dalam
kelompok Holometabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna.
Tahapan dari daur serangga yang mengalami metamorfosis sempurna adalah
telur menjadi larva menjadi pupa dan pupa
menjadiimago.Larva adalah hewan muda yang
bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa.Pupa adalah kepompong dimana pada
saat itu serangga tidak melakukan kegiatan, pada saat itu pula terjadi
penyempurnaan dan pembentukan organ.Imago adalah fase dewasa atau fase
perkembangbiakan(Hansamunahito,
2006).
Ciri-ciri ordo coleopteran
yaitu mempunyai dua pasang sayap, sayap
depan keras, tebal dan mengandung zat tanduk disebut dengan elitra, sayap
belakang seperti selaput. Tipe mulut pengunyah dan termasuk herbivore. Habitatnya adalah di permukaan tanah, dengan membuat
lubang, selain itu juga membuat lubang pada kulit pohon, dan ada beberapa yang
membuat sarang pada
dedaunan, Beberapa contoh anggotanya adalah Kumbang badak (Oryctes
rhinoceros L),Kumbang janur kelapa (Brontispa longissimaGestr)(Hansamunahito,
2006).
5. Ordo Lepidoptera
Ordo lepidoptera termasuk dalam
kelompok Holometabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Berawal
dari telur puru buah berukuran 0,1-0,2 mm, warna transparan, kuning
diletakkan induknya malam hari pada kuncup bunga dan pada kulit buah muda.
Kemudian menetas menjadi larva/ulat yang berwarna hijau muda dengan kepala
coklat panjang 5 mm. Larva masuk ke dalam kulit buah dan tetap tinggal sampai
pupa stadium ulat berlangsung selama 3 minggu. Pupa berwarna coklat berukuran
5-5,5 mm, berada dalam bunga, kulit bunga atau bagian-bagian tanaman yang
tersembunyi. Stadium dewasa berupa kupu, keluar dari pupa dengan meninggalkan
bekas lubang pada puru-puru di bagian tanaman tempat pupa tinggal.
Hama ini diketahui banyak menyerang di Sumatera dan Jawa.
Kupu-kupu puru buah berwarna abu-abukemerahan, panjang 5 mm dan meletakkan
telur secara berserakan di bagian kulit buah muda pada malam hari. Telur
menetas 4 hari kemudian dan ulat yang terbentuk menggerek kulit buah jeruk
serta hidup di dalamnya.
Kepompong berwarna merah abu-abu, panjang 4,5-5 mm.
Siklus hidup dari telur hingga menjadi kupu-kupu dewasa berlangsung selama 29
hari(Harianto, 2009).Ciri-ciri ordo lepidoptera yaitu ketika fase larva memiliki tipe mulut pengunyah, sedangkan
ketika imago memiliki tipe mulut penghisap,mempunyai
2 pasang sayap yang dilapisi sisik,adapun habitat dapat dijumpai di
pepohonan, Beberapa jenisnya antara lain, Penggerek batang
padi kuning (Tryporiza incertulas Wlk), Kupu gajah (Attacus
atlasL), Ulat grayak pada tembakau (Spodoptera litura) (Harianto,
2009).
6. Ordo Diptera
Metamorfosenya
sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur menjadi larva kemudian menjadi kepompong setelah itu menjadi dewasa. Larva tidak berkaki apodabiasanya hidup di
sampah atau sebagai pemakan daging, namun ada pula yang bertindak sebagai hama,
parasitoid dan predator (Retno, 2009).
Ordo
diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan parasitoid.Pada
kepala serangga ini dijumpai adanya antena dan mata facet.Tipe alat mulut
bervariasi, tergantung sub ordonya, tetapi umumnya memiliki tipe
penjilat-pengisap, pengisap, atau pencucuk pengisap. Metamorfosisnya sempurna
(holometabola). Larva tidak berkaki, biasanya hidup di sampah atau sebagai
pemakan daging,bebrapa contoh serangga diptera yaitu lalat buah (Dacus sp)
lalat predator pada Aphis (Asarcina aegrota F) lalat
rumah (Musca domestica Linn.)(Retno, 2009).
Gejala
adalah keadaan patologi dan fisiologi dari tumbuhan terhadap aktivitas dari
pathogen atau faktor lain. (sastrohidayat,2011)
BAB
III
METODE
KERJA
A. Alat dan Bahan
Bahan dan alat yang digunakan pada
praktikum kali ini meliputi pertanaman pangan yang terdiri atas pertanaman
padi, jagung, kedelai, kacang hijau, dan kacang panjang, kantong plastik,
spidol, gunting, dan kertas plano.
B. Prosedur kerja
1. Diamati morfologi dan digambar secara lengkap tubuh hama
serta disebutkan bagian-bagiannya
2. Dicatat klasifikasinya dari kelas sampai spesies
3. Diamati dan dicatat gejala serangan hama spesimen yang ada
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Terlampir
B. Pembahasan
Hama
adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan
sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme, dalam
praktek istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan. Hama adalah hewan
yang merusak tanaman (akar, batang, daun, bunga dan buah) sehingga akibat
kerusakan tersebut menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik sehingga
hasilnya rendah.
Pengelompokan
hama yang sering digunakan adalah membagi hama menurut kisaran bahaya yang
diakibatkannya yaitu sebagai berikut :
· Hama utama merupakan hama yang pada kurun waktu lama selalu
menyerang pada suatu daerah dengan intensitas serangan yang berat sehingga
memerlukan usaha pangendalian yang besar.
· Hama minor merupakan jenis dimana kerusakan yang
diakibatkannya masih dapat ditoleransi oleh tanaman.
· Hama potensial merupakan sebagian besar janis serangga
herbivora yang saling berkompetisi dalam memperoleh makanan.
· Hama migran adalah hama yang tidak berasal dari
agro-ekosistem setempat, tetapi datang dari luar karena sifatnya yang berpindah-pindah.
Pada saat praktikum kita mempelajari
beberapa jenis hama serta tama,am inangnya yang diantaranya, yaitu : penggerek
buah tomat, kepik hijau, penghisap polong kedelai, kepik hitam, bactrocera
sp, dan kepik hijau.
1. Ulat buah tomat (Helicoverpa armigera)
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Divisi
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Lepidoptera
Famili
: Noctuide
Genus
: Helicoverpa
Spesies
: Helicoverpa
armigera
Ciri:
panjang ulat ± 4 cm dan akan makin panjang pada temperatur rendah. Warna ulat
bervariasi dari hijau, hijau kekuning-kuningan, hijau kecoklat-coklatan, kecoklat-coklatan
sampai hitam. Pada badan ulat bagian samping ada garis bergelombang memanjang,
berwarna lebih muda. Pada tubuhnya kelihatan banyak kutil dan berbulu. Larva
terdiri dari lima instar, lama stadium larva berkisar antara 12-25 hari. Telur
berbentuk bulat berwarna kekuning-kuningan mengkilap dan sesudah 2-4 hari
berubah warna menjadi coklat. Panjang sayap ngengat bila dibentangkan ± 4 cm
dan panjang badan antara 1,5-2,0 cm. Sayap bagian muka berwarna coklat dan
sayap belakang berwarna putih dengan tepi coklat. Pupa dibentuk dalam tanah.
Pupa yang baru terbentuk berwarna kuning, kemudian berubah kehijauan dan
akhirnya berwarna kuning kecoklatan. Lama stadium pupa adalah 15-21 hari.
Gejala
serangan :
ulat
ini menyerang daun, bunga dan buah tomat. Ulat ini sering membuat lobang pada
buah tomat secara berpindah-pindah. Buah yang dilubangi pada umumnya terkena
infeksi sehingga buah menjadi busuk lunak. Pengendalian: (1) ngengat tertarik
pada cahaya ultraviolet sehingga dengan sinar tersebut diadakan perangkap; (2)
telur dan ulat adapat dikumpulkan dan dibakar atau dimatikan; (3) ditepi kebun
ditanam jagung untuk mengurangi serangan pada tanaman tomat; (4) tanaman liar
disekitar areal pertanaman tomat dibersihkan; (5) disemprot dengan insektisida,
misalnya Diazinon dan Cymbush.
2. kepik hijau (Nezara viridula)
Klasifikasi kepik hijau (Nezara
viridula)
· Kingdom
: Animalia (Hewan)
· Filum
: Arthropoda (arthropoda)
· Kelas
: Insecta (Serangga)
· Order
: Hemiptera
· Subordo
: Heteroptera
· Family
: Pentatomidae
· Subfamily
:
Pentatominae
· Genus
: Nezara
· Species
: Nezara viridula
Hama
kepik hijau ini pada stadia imago berwarna hijau polos, kepala berwarna hijau
serna pronotumnya berwarna jingga dan
kuning keemasan, kuning kehijauan dengan tiga bintik berwarn hijau dan kuning
polos.Telur diletakkan berkelompok (10-90 butir/kelompok) pada permukaan bawah
daun.Nimfa terdiri dari 5 instar. Instar awal hidup bergerombol di sekitar
bekas telur, kemudian menyebar. Pada kedelai nimfa dan imago terutama mengisap
polong.
Gejala
serangan hama kepik hijau menyerang
Polong dan biji menjadi mengempis, polong gugur, biji menjadi busuk, hingga
berwarna hitam. Kulit biji menjadi keriput dan adanya bercak coklat pada kulit
biji.Periode kritis tanaman terhadap serangan penghisap polong ini adalah pada
stadia pengisian biji. Nimfa dan imago merusak polong dan biji kedelai dengan
cara mengisap cairan biji. Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong
dan perkembangan biji menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian mengering.
Serangan terhadap polong muda menyebabkan biji kempis dan seringkali polong
gugur. Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan biji
menghitam dan busuk.
3. Hama Belalang Kayu (Valanga nigricornis Burm.)
Menurut
Ma’rufah, dkk (2008) taksonomi dari belalang kayu adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insekta
Ordo
: Orthoptera
Famili
: Crididae
Genus
: Valanga
Spesies
: Valanga nigricornis Burm.
Daur Hidup Belalang Kayu
(Valanga nigricornis Burm.)
Daur
hidup Valanga nigricornis termasuk pada kelompok metamorfosis tidak sempurna.
Pada kondisi laboratorium (temperatur 28 °C dan kelembapan 80 % RH) daur hidup
dapat mencapai 6,5 bulan sampai 8,5 bulan. Fekunditas rata-ratanya mencapai 158
butir. Keadaan yang ramai dan padat akan memperlambat proses kematangan gonad
dan akan mengurangi fekunditas (Syamsudin, 2007).
Metamorfosa
sederhana (paurometabola) dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu telur,
nimfa, dan dewasa (imago). Bentuk nimfa dan dewasa terutama dibedakan pada
bentuk dan ukuran sayap serta ukuran tubuhnya (Bailey, 2004).
Umumnya
belalang V. Nigricornis bertelur pada awal musim kemarau. Telur dimasukkan ke
dalam tanah sedalam 5-8 cm. Telur tersebut di bungkus dengan assa busa yang
kemudian mengering dan memadat, bewarna cokelat dengan panjang 2-3 cm. Lama
penetasan 12-15 hari. Telur bewarna cokelat kekuningan, berbentuk sosis, dengan
diameter berkisar 1mm ( Pracaya , 1995).
Nimfa
yang baru menetas, bewarna kuning kehijauan dengan bercak hitam. Nimfa tersebut
keluar dari tanah, lalu naik ke tanaman jagung dan menghabisi daging daun
jagung . Nimfa mengalami lima kali instar, lamanya 48-57 hari. Nimfa yang beru
menetas panjangnya berkisar 8 mm dan lebar 3 mm, warna mula-mula putih dan
berubah menjadi merah orange atau merah bata. Nimfa yang sempurna panjangnya 35
mm dan lebar 28 mm (Pracaya , 1995).
Setelah
menjadi imago, belalang ini akan terbang mencari makanan ke tempat lain.
Perkawinan di lakukan di atas pohon setelah kawin betina terbang ke tanah
mencarri tempat bertelur. Bila ada angin, belalang kayu bisa terbang sejauh
3km-4km. Tanah untuk bertelur dipilih tanah gembur dan terbuka, tidak penuh
dengan tanaman. V.nigricornis berantena pendek, protonum tidak memanjang ke
belakang, tarsi beruas tiga buah, femur kaki belakang membesar, ovipositor
pendek. Metamorfosa sederhana yaitu telur-nimfa-dewasa (Pracaya , 1995).
Gejala
Serangan Belalang Kayu (Valanga nigricornis Burm.
Belalang
kayu, baik yang masih muda (nimfa) maupun yang sudah dewasa memakan daun-daun
tanaman jagung sehingga mengurangi luas permukaan daun. Belalang dewasa
biasanya memakan bagian tepi daun (margi folii) sementara nimfanya memakan di
antara tulang-tulang daun sehingga menimbulkan lubang-lubang pada daun.
Kerusakan tanaman biasanya ini tidak serius, tetapi kerusakan daun ini pasti
berpengaruh terhadap produktifitas tanaman yang diserang. Jika serangan tanaman
ini serius, daun tanaman jagung yang diserang akan rusak bahkan habis dimakan
(Surachman dan Agus, 1998).
4. Kepik penghisap polong kedelai (Riptortus linearis)
Hama
ini sering dikenal dengan sebutan kepik penghisap polong kedelai karena hama
ini menyerang polong kedelai. Menurut Anonymous (2010) dalam Wahyu (2010),
klasifikasi kepik penghisap polong kedelai ini adalah:
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Hemiptera
Famili
: Coreoidea
Genus
: Riptortus
Spesies
: Riptortus linearis
Biologi Riptortus linearis
Siklus
hidup R. linearis meliputi stadium telur, nimfa yang terdiri atas lima instar,
dan stadium imago. Imago (Gambar 1a) berbadan panjang dan berwarna kuning
kecokelatan dengan garis putih kekuningan di sepanjang sisi badannya (Tengkano
dan Dunuyaali 1976 dalam Prayogo dan Suharsono, 2005). Imago datang pertama
kali di pertanaman kedelai saat tanaman mulai berbunga dengan meletakkan telur
satu per satu pada permukaan atas dan bawah daun. Seekor imago betina mampu
bertelur hingga 70 butir selama 4– 47 hari. Imago jantan dan betina dapat dibedakan
dari bentuk perutnya, yaitu imago jantan ramping dengan panjang 11– 13 mm dan
betina agak gemuk dengan panjang 13–14 mm. Telur R. linearis berbentuk bulat
dengan bagian tengah agak cekung, ratarata berdiameter 1,20 mm. Telur berwarna
biru keabuan kemudian berubah menjadi cokelat suram (Gambar 1b). Setelah 6–7
hari, telur menetas dan membentuk nimfa instar I selama 3 hari (Gambar 1c).
Pada stadium nimfa, R. linearis berganti kulit (moulting) lima kali. Setiap
berganti kulit terlihat perbedaan bentuk, warna, ukuran, dan umur. Rata-rata
panjang tubuh nimfa instar I adalah 2,60 mm, instar II 4,20 mm, instar III 6
mm, instar IV 7 mm, dan instar V 9,90 mm (Tengkano dan Dunuyaali 1976 dalam
Prayogo dan Suharsono, 2005). Nimfa maupun imago mampu menyebabkan kerusakan
pada polong kedelai dengan cara mengisap cairan biji di dalam polong dengan
menusukkan stiletnya. Tingkat kerusakan akibat R. linearis bervariasi,
bergantung pada tahap perkembangan polong dan biji. Tingkat kerusakan biji
dipengaruhi pula oleh letak dan jumlah tusukan pada biji (Todd dan Turnipseed
1974 dalam Prayogo dan Suharsono, 2005).
Gejala
Serangan Riptortus linearis
Kepik
menyerang dengan cara menghisap polong sehingga menjadi kosong atau
kempis (biji tidak terbentuk) dan polong muda akan gugur. Sedangkan polong tua
yg diserang kepik ini menyebabkan biji keriput dan berbintik-bintik kecil
berwarna hitam, selanjutnya biji tersebut akan membusuk (Puput, 2007).
Hama
ini menyerang polong dan menghisap isinya. apabila polong yang diserang telah
berisi akan tampak bintik-bintik hitam, dan jika polong tersebut terbuka akan
tampak biji kehitam-hitaman, kosong, dan gepeng. pemberantasan kepik polong
sama dengan penggerek polong. Oleh karena itu, pemberantasan penggerek polong
berarti juga pemberantasan kepik. Pada polong muda menyebabkan biji kempis dan
kadang-kadang polong gugur. Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong
menyebabkan biji dan polong kempis, kemudian mengering. Serangan yang terjadi
pada fase pengisian biji menyebabkan biji busuk dan menghitam. Serangan polong
tua menyebabkan adanya bintik hitam pada biji. Imago mulai datang di
pertanaman sejak pembentukan bunga, Akibat serangannya menyebahkan biji dan
polong kempis, polong gugur, biji menjadi busuk, berwarna hitam; kulit biji
keriput, dan adanya bercak coklat pada kulit biji. Periode kritis tanaman
terhadap serangan pengisap polong adalah stadia pengisian biji (Anonymous,
2011).
5. Kepik Hitam (Anoplocnemis Sp)
Klasifikasi
Kepik Hitam
Kelas
: Insekta
Ordo
: Hemiptera
Famili
: Lygaeidae
Genus
: Paraeucosmetus
Spesies
: pallicornis.
Morfologi
Kepik
Hitam/Kepik Biji mempunyai karakteristik yaitu panjang tubuh 6-7 mm, tipe
alat mulut menusuk menghisap, antena terdiri dari 4 ruas dan warna tubuh
didominasi warna hitam dengan sedikit corak kuning keemasan. Ciri khusus
lainnya adalah femur (paha) pada tungkai depan cenderung membesar dan
masing-masing mempunyai 4 duri (spina) agak besar dan 4 duri kecil. Kepala
berbentuk oval dengan mata ocelli yang menonjol.
Gejala
Serangan
Kerusakan
yang ditimbulkan oleh Kepik Hitam ini antara lain yaitu beras menjadi coklat
kehitaman, mudah hancur apabila digiling dan apabila dimasak terasa pahit.
Serangga cenderung mengisap bulir-bulir padi pada pagi hari, sebagian
didapatkan pada daun maupun batang.Serangga dapat ditemukan pada tanaman muda
sampai dengan tanaman menjelang panen.Pada sore hari serangga sangat aktif
bergerak di bagian tanaman dan di bagian tanah, sebagian lagi cenderung
bersembunyi di rekahan tanah. Pada setiap rumpun dapat ditemukan 10 – 20
ekor serangga dengan berbagai stadia.
Tanaman
Inang :Jenis gulma Echinichloa sp., Eleusine
indica, dan Paspalum conjugatum.
6. Lalat buah (bactrocera sp)
Klasifikasi Lalat buah (bactrocera sp)
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Arthropoda
Class
: Insecta
Order
: Diptera
Family
:
Tephritidae
Genus
:
Bactrocera
Subgenus
: Bactrocera
Lalat
buah berukuran 1-6 mm, berkepala besar, berleher sangat kecil. Warnanya sangat
bervariasi, kuning cerah, oranye, hitam, cokelat, atau kombinasinya dan
bersayap datar. Pada tepi ujung sayap ada bercak-bercak coklat kekuningan. Pada
abdomennya terdapat pita-pita hitam, sedangkan pada thoraxnya terdapat
bercak-bercak kekuningan. Disebut Tephtridae-berarti bor-karena terdapat
ovipositor pada lalat betina. Bagian tubuh itu berguna memasukkan telur ke
dalam buah. Ovipositornya terdiri dari tiga ruas dengan bahan seperti tanduk
yang keras.
Gejala
Serangan Lalat Buah
Lalat
betina menusuk buah atau sayur mengunakan ovipositornya untuk meletakkan
telurnya dalam lapisan epidermis. Setelah telur menetas, larva akan menggerek
buah dan menyebabkan buah membusuk di bagian dalam. Bila diamati, pada buah
yang terserang akan tampak lubang kecil kehitaman bekas tusukan. Buah menjadi
rusak, lembek, busuk dan akhirnya rontok. Lalat buah juga meletakkan telurnya
tidak hanya di dalam buah, tetapi juga pada bunga dan batang. Batang yang
terserang menjadi benjolan seperti bisul sehingga buah yang dihasilkan
kecil-kecil dan menguning.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hama adalah organisme yang dianggap
merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia.
Pengelompokan hama yang sering
digunakan adalah membagi hama menurut kisaran bahaya yang diakibatkannya yaitu
sebagai berikut :
· Hama utama
· Hama minor
· Hama potensial
· Hama migran
· Hama pengganggu tanaman dibedakan berdasarkan ordonya,
serangga memiliki enam ordo yaitu :
1. Ordo Orthoptera
2. Ordo Hemiptera
3. Ordo Homoptera
4. Ordo Coleoptera
5. Ordo Lepidoptera
6. Ordo Diptera
B. Saran
Contoh
hamanya diperbanyak lagi agar tiap praktikan dapat melihatnya masing-masing dan
tidak mencontoh gambar dari orang lain
DAFTAR
PUSTAKA
Bailey,
W. 2004. Grasshopper problems in northeast Missouri. Integrated Pest & Crop
Management Newsletter. University of Missouri-Colombia. Vol. 14. No. 12.
June 18.
Fatimah, 2008. Hama
Tanaman dan Teknik Pengendalian. Kanisius, Jogjakarta.
Hansamunahito, 2006, Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Bumi Aksara, Jakarta.
Harianto, 2009. Pengenalan
dan Pengendalian Hama-Penyakit Tanaman Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao.Jember.
Lena,
2009. Pengantar Perlindungan Tanaman
Ma’rufah,
D., F. Selamat dan Karintus. 2008. Belalang Kayu. Fakultas Pertanian,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Nonadita,
2007.Ordo-Ordo Serangga.PT Bima Aksara, Jakarta.
Pracaya,
2007.Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta.
Pracaya.
1995. Hama dan penyakit tanaman. Panebar Swadaya. Jakarta. 417 p.
Sastrohidayat,
Ika Rahdjaton. 2011. “Fitopatulia” UB press: Malang.
Surachman,
E. dan W. Agus. 1998. Hama Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan. Penerbit
Kanisius, Jakarta.
Syamsudin.
2007. Intensitas Serangan Hama dan Populasi Predator Pada Berbagai Waktu. Balai
sangat membantu makasih yah kak
ReplyDeleteElever Agency