Penetapan Kadar Air Tanah Kapasitas Lapang (Metode Alhricks)
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran
Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan tepat pada waktunya. Adapun judul laporan ini adalah
“Penetapan Kadar Air Tanah Kapasitas Lapang Metode Alhricks” sebagai laporan
praktikum Dasar Ilmu Tanah. Dalam menyelesaikan laporan ini penulis mengalami
hambatan baik dari segi teknik, waktu, tenaga, maupun biaya. Namun dengan
petunjuk Allah SWT serta bantuan dari teman-teman, penulis dapat menyelesaikan
laporan ini sebagaimana semestinya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1.
Kedua orang tua penulis yang telah memberikan banyak
dorongan moral dan material.
2.
Ibu Ir. Asritanarni Munar, M.P selaku Dosen penaggung
jawab Praktikum Dasar Ilmu Tanah.
3.
Bapak Yudha Andriansyah Putra, S.P, M.P selaku Asisten Praktikum
Dasar Ilmu Tanah.
4.
Ibu Hilda Julia, S.TP,M.Sc selaku Asisten Praktikum Dasar
Ilmu Tanah.
5.
Kakanda Rahmi Anaz, S.P selaku Asisten Praktikum Dasar
Ilmu Tanah.
6.
Kakanda Ananda Fitriana Nainggolan selaku Asisten Praktikum
Dasar Ilmu Tanah.
7.
Abangda Pinpin Toto Automi Harahap selaku Asisten
Praktikum Dasar Ilmu Tanah.
8.
Abangda Muhamad Khairul Anwar selaku Asisten Praktikum
Dasar Ilmu Tanah.
9.
Abangda Andre Giovan selaku Asisten Praktikum Dasar Ilmu
Tanah
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna perbaikan nantinya.
Medan, November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................... ii
PENDAHULUAN............................................................................ 1
Latar
Belakang....................................................................... 1
Tujuan Praktikum................................................................... 2
Kegunaan Praktikum.............................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 4
BAHAN DAN ALAT....................................................................... 7
Tempat dan Waktu................................................................. 7
Bahan dan Alat....................................................................... 7
PELAKSANAAN PRAKTIKUM................................................. 8
HASIL PRAKTIKUM.................................................................... 10
PEMBAHASAN............................................................................... 11
KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 12
Kesimpulan............................................................................. 12
Saran....................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 13
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Air
tanah adalah semua air yang terdapat pada lapisan pengandung air (Akuifer)
dibawah permukaan tanah, mengiri ruang pori batuan dan berada dibawah water table.
Akuifer merupakan suatu lapisan, formasi atau kumpulan formasi geologi yang
jenuh air yang punya kemampuan untuk menyimpan dan meluluskan air dalam jumlah
cukup dan ekonomis, serta bentuk dan kedalamannya terbentuk ketika terbentuknya
cekungan air tanah. Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh
batas hidrologis, tempat semua kejadian hidrologis seperti proses pengimbuhan,
pengaliran dan pelepasan air tanah berlangsung. Air menutupi hampir 71%
permukaan tanah. Air diperlukan untuk kelangsungan proses biokimia organisme
hidup, sehingga sangat esensial (Foth, 1994).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air yaitu
evaporasi, tekstur tanah, serta bahan organik. Tanah yang berlempung misalnya
mempunyai kandungan air yang lebih banyak dibandingkan tanah berpasir. Hal itu
disebabkan karena tanah berlempung memiliki fraksi liat yang banyak sehingga
dapat menahan banyak air. Gerakan air dalam tanah akan mempengaruhi keberadaan
air di suatu tempat. Gerak kapiler pada tanah basah akan lebih cepat daripada
gerakan ke atas maupun ke samping dalam kedalaman solum suatu tanah, maka semakin
besar kadar airnya (Sutedjo, 1991).
Banyaknya
kandungan air tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air (Moisture
tersion) dalam tanah tersebut. Kemampuan tanah dapat menahan air antara lain
dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah-tanah yang bertekstur kasar mempunyai
daya menahan air lebih kecil. Sementara itu tanah yang bertekstur halus
mempunyai daya menahan air yang lebih besar. Selain itu pasir umumnya lebih
mudah kering dari pada tanah bertekstur lempung (Darmawijaya, 1990).
Air
mempunyai fungsi yang penting dalam tanah. Antara lain pada proses
pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara
larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai
media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu
banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila
evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas.
Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi
akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati
(Sutedjo, 1992).
Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu
memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar
tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan
tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan
tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar
seperti jumlah curah hujan tahunan dan sebaran hujan sepanjang tahun. Kadar
air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap
volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah
basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C
untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air
yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula
menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro.
Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada
tanah (Tejowiyono, 1994).
Tujuan
Praktikum
Untuk menentukan kadar air kapasitas lapang suatu tanah
yang berguna dalam percobaan pot dirumah kaca untuk menentukan jumlah air yang
harus dilakukan penyiraman ketanaman.
Kegunaan
Praktikum
1. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
praktikal test pada Praktikum Dasar
Ilmu, Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
2. Sebagai bahan informasi bagi yang membutuhkan.
TINJAUAN
PUSTAKA
Air tersedia biasanya
dinyatakan sebagai air terikat antara kapasitas lapang dan koefisien layu.
Kadar air yang diperlukan untuk tanaman juga bergantung pada pertumbuhan
tanaman dan berbagai profil tanah yang dapat digunakan oleh akar tanaman. Namun
jika air tidak tersedia pada tanah akan menyulitkan bagi tanaman untuk menyerap
air dan zat hara pada tanah. Tetapi
untuk kebanyakan air mendekati titik layunya, absorsi air tanah oleh tanaman
kurang begitu cepat dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman. Penyusutan untuk
menjaga kehilangan air diatas titik layunya telah ditunjukkan dengan baik (Jordan,
1994).
Adanya bahan-bahan
larut dan kolodial dalam vakuola ini mengurangi aktivitas air di dalam sel,
yang pengaruhnya makin besar selaras dengan pertambahan kadarnya, gaya yang
timbul ini disebut potensial. Gaya ini menyebakan air diluar selaput proplasma
akan mengalir ke dalam sel lebih cepat ketimbang difusi bahan larut ke luar
protplasma. Kemudian apabila yang menyerap air adalah bahan kolodial dalam sel
atau koloid protoplasma, maka gaya ini disebut potensial matrik, gabungan
keduanya disebut osmotik. Tekanan yang menyertai penyerapan air oleh sel
disebut turgor atau potensial tekanan. Potensial inilah yang mendorong air
keluar sel sebagai akibat terjadinya penggelembungan sel. Apabila air masuk ke
dalam sel, volume sel bertambah dan protoplasma terdesak ke dinding sel, yang
karena elastis jadi mengembang. Makin besar penggelembungan, makin besar pula
tekanan yang bekerja terhadap air sel, tekanan turgor juga meningkat selaras
dengan kenaikan tekanan ini, sehingga aliran air ke dalam sel menurun
berbanding berbalik dengan tekanan turgor, dan akan berhenti sama sekali
(Hanafiah, 2013).
Kadar air dinyatakan
dalam % volume, yaitu persentase volume tanah.Cara ini memberikan keuntungan
karena dapat memberikan gambaran terhadap ketersediaan air bagi tumbuhan pada
volume tertentu. Cara penentuan kadar air dapat digolongkan dalam cara
Gravimetrik, tegangan dan hisapan, tumbuhan, listrik serta pembaruan neutron.
Cara Gravimetrik merupakan cara yang paling umum dipakai dimana dengan cara ini
tanah basah dikeringkan dalam oven pada suhu 100ºC-150ºC untuk waktu tertentu.
Air yang hilang karena proses pengeringan tersebut merupakan sejumlah air yang
terdapat dalam tanah basah (Hanafiah, 2004).
Air tersedia biasanya dinyatakan
sebagai air yang terikat antara kapasitas lapangan dan koefisien layu. Kadar
air yang diperlukan untuk tanaman juga bergantung pada pertumbuhan
tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang dapat digunakan oleh akar
tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik layunya, absorpsi air oleh
tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman.
Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik layunya telah
ditunjukkan dengan baik. Kadar air dalam tanah Ultisol dapat dinyatakan dalam
persen volume yaitu persen volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai
keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air pada
pertumbuhan pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air tanah dapat
digolongkan dengan beberapa cara penetapan kadar air tanah dengan gravimetrik,
tegangan atau hisapan, hambatan listrik dan pembauran neutron (Munir, 1995).
Air higroskopis yaitu
jumlah kadar air yang diserap oleh permukaan partikel tanah dari uap air dalam
atmosfir. Dan higroskopis adalah kemampuan tanah menyerap air dibanding
kemampuan akar menyerap air atau kemampuan suatu zat untuk menyerap molekul air
dari lingkungannya baik melalui absorbs atau adsorpsi. Suatu zat bisa disebut
higroskopis jika zat itu mempunyai kemampuan menyerap molekul air air yang
baik. Kapasitas tanah untuk mengikat air berkaitan dengan luas permukaan dan
volume ruangan pori. Oleh karena itu, kapasitas
pengikatan air berhubungan baik dengan struktur maupun dengan tekstur. Tanah
bertekstur halus mempunyai kapasitas pengikatan air total yang maksimum tetapi
bahwa air yang tersedia maksimum terikat pada tanah bertekstur medium.
Penelitian menunjukkan bahwa air yang tersedia pada banyak tanah berkaitan erat
dengan kandungan endapan lumpur dan pasir yang sangat halus (Smith, 1992).
BAHAN
DAN ALAT
Tempat dan Waktu
Tempat perlaksanaan
Praktikum Dasar Ilmu Tanah dilakukan di Laboratorium Biologi, gedung F laintai
4 Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jln. Mukhtar Basri
No.03 Medan.
Waktu pelaksanaan
dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Oktober 2015 pukul 08:30 WIB sampai 11:00
WIB.
Bahan
dan Alat
Bahan
yang digunakan pada Praktikum Dasar Ilmu Tanah yaitu Tanah kering udara, pasir
pantai dan air.
Alat
yang digunakan yaitu Beacker glass, pipet, plastik bening ½ kg, karet gelang,
oven, cawan, desikator, timbangan digital, nampan, serbet, alat tulis,
kalkulator dan stopwatch.
PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
1. Masukkan pasir kedalam beker
gelas ± ¼ dari tinggi gelas.
2. Letakkan pipet diatas pasir,
tepat ditengah-tengahnya, baru kemudian tuangkan contoh tanah kering udara yang
akan diperiksa setinggi ± 2/3 beker gelas. Pipet ini berfungsi untuk
mengalirkan udara di pasir, sedangkan pasir berfungsi sebagai media peredap air
gravitasi.
3. Siramkan air dengan
hati-hati ke permukaan tanah, jangan sampai membasahi pasir (Gambar 3).
4. Tutup dengan plastik untuk
mencegah penguapan air dan letakkan di tempat sejuk selama 24 jam.
5. Setelah itu pindahkan
sejumlah tanah dari beker gelas ke cawan timbang. Tanah yang diambil sebaiknya
yang berada di bagian tengah gelas.
6. Timbang contoh tanah
tersebut (berat tanah kapasitas lapang).
7. Masukkan kedalam oven dengan
suhu 120ºC selama 3 menit.
8. Kemudian masukkan ke
eskikator pendingin ± 10 menit, lalu timbang beratnya. Sehingga diperoleh tanah
kering oven.
9. Perhitungan :
Misalkan berat tanah kapasitas lapang = w
Berat tanah
kering oven = x gram
Kadar
air kapasitas lapang = w – x X 100%
x
Kadar air
kapasitas lapang = BTKL – BTKO X 100%
BTKO
Pipet
Plastik
|
Plastik
|
Tanah
Basah
|
Tanah
Kering Udara
|
Pasir
|
Gambar
3. Cara Penetapan Kadar Air Tanah Kapasitas Lapang
HASIL
PRAKTIKUM
Diketahui
: BTKL : 10 gram
BTKO : 11,82 – 3,47 : 8,35 gram
Berat cawan : 3,47 gram
Ditanya
: Kadar air kapasitas lapang ?
Jawab
:
Kadar air : BTKU – BTKO x
100%
BTKO
: 10 gram – 8,35 gram x 100%
8,35
gram
: 19,76 %
PEMBAHASAN
Dari hasil praktikum
yang telah dilakukan oleh kelompok kami, didapatkan hasil tanah yang telah
diambil mempunyai kadar air kapasitas lapang 19,76%.
Keadaan tersebut mengambarkan bahwa tanah tersebut tidak memiliki kesediaan air
yang cukup untuk tanaman. Dengan sedikitnya air kapasitas lapang sangat
memepengaruhi pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman yang membutuhkan air
untuk melangsungkan proses metabolisme di dalam tubuh tanaman. Dengan kadar air
tersebut tanaman memerlukan tenaga yang besar untuk memperoleh air di dalam
tanah yang dapat mengakibatkan tanaman menjadi lemah, layu dan kemudian jika
tidak dilakukan tindakan maka akan mati. Air memiliki muatan listrik negatif
maupun positif, dari hasil yang didapatkan juga menjelaskan bahwa tanah
tersebut tidak memiliki ion yang mempu menarik ion-ion air sehingga air
tersebut terbawa oleh gaya gravitasi. Tanah ini bertekstur kasar hal ini
terkait dengan pengaruh tekstur terhadap proporsi bahan kolodial, ruang pori
dan luas premukaan absortif yang makin kasar teksturnya sehingga kemampuan menahan airnya lebih kecil.
Juga tanah ini berstruktur sedang
sehingga jumlah bahan organik dan mineral koloid sedikit. Koloid-koloid ini
bermuatan listrik sehingga molekul air yang dapat bertindak secara dipolar
terserap kepermukaan liat koloid tersebut. Kriteria kadar kapasitas lapang
ialah pemanfaatan tanah yaitu dalam evaluasi kemampuan tanah untuk menyimpan
dan menyerap air. Kemampuan tanah untuk memegang hara, porositas, kepekaan
tanah terhadap erosi serta kemudahan tanah untuk diolah. Kandungan air pada
kapasitas lapang ditunjukkan oleh kandungan air pada tegangan 1/3 bar (33 kpa).
Kemampuan tanah dapat menahan air antara lain dipengaruhi oleh tekstur tanah.
Air berfungsi sebagai
media gerak hara ke akar-akar tanaman,
akan tetapi apabila air tanah tidak tersedia maka tanaman akan kesulitan
mendapatkan air untuk pertumbuhannya. Tanaman pada tanah ini tidak dapat tumbuh
dengan baik karena syarat tumbuh tanaman yakni memiliki kadar air dan bahan
organik yang cukup pada tanah.
Kemungkian besar
tanaman yang dapat hidup pada tanah berkadar air tanah kapasitas lapang 19,76%
adalah tanaman pertanian seperti jagung (Zea
mays), Ubi kayu (Manihot utilissima).
Tapi mungkin pertumbuhannya kurang baik karena tergantung pada kebutuhan
masing-masing tanaman.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan
Praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
1. Kadar air tanah kapasitas
lapang dari tanah tersebut sebesar 19,76%
2. Tanah bertekstur pasir
berlempung sehingga kemampuan menahan airnya lebih kecil
3. Tanah yang bertekstur halus
lebih aktif dalam reaksi kimia dibanding tanah bertekstur kasar.
4. Koloid dan bahan organik
bermuatan listrik sehingga molekul air yang bertindak secara dipolar terserap
kepermukaan liat koloid tersebut
5. Pertumbuhan tanaman pada
tanah kadar air 19,76% akan sulit, karena air hanya seadanya.
6. Banyak tanaman pertanian
dapat hidup pada tanah ini, namun perlu penyiraman yang lebih intensif untuk
pertumbuhan tanaman yang lebih baik lagi.
Saran
Kami
menyarankan agar kita lebih serius dalam mengikuti Praktikum Dasar Ilmu Tanah
agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari parktikum ini dan juga lebih
dihargai kerjanya.
DAFTAR
PUSTAKA
Darmawijaya, M.I.1990. Klasifikasi
Tanah. Gajah Mada University Press:
Yogyakarta.
Foth, H,D.1994.
Dasar - Dasar Ilmu Tanah. Erlangga:
Jakarta.
Hanafiah,K,A.2004.
Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo
Persada: Jakarta.
Jordan.1994. Fungsi-Fungsi Tanah. Gadjah Mada
University Press: Yogyakarta.
Munir,M.1995.
Geologi dan Mineralogy Tanah. Dunia Pustaka Jaya: Jakarta.
Smith,M.J.1992.
Mekanika Tanah. Erlangga: Jakarta.
Sutedjo,M.1991.Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta:
Jakarta.
Jakarta.
Tejowiyono,N.1994.
Tanah dan Lingkungannya. Direktorat Jendral
Pendidikan
Tinggi: Jakarta.
Comments
Post a Comment