Posts

Showing posts from December, 2015

ORDO SERANGGA HAMA PENTING

  Serangga merupakan objek penting yang dipelajari karena merupakan hama yang merusak tanaman diarea pertanian dan serangga merupakan jumlah spesies yang terbesar yaitu sekitar 686.000 (91% dari 750 spesies arthropoda) dan dari seluruh spesies binatang yang dikenal yakni sekitar 72% dari seluruh spesies binatang. Serangga yang penting yang tidak lain sering merusak tanaman adalah kelompok kelas Hexapoda. Serangga Hexapoda mempunyai ciri khas yakni memiliki enam buah kaki. Jenis ini memiliki beberapa jenis ordo,yakni sebagai berikut: 1. Ordo Orthoptera. Berasal dari kata orthos yang artinya”lurus” dan pteron artinya “sayap”. Golongan serangga ini sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator. Sewaktu istirahat sayap bagian belakangnya dilipat secara lurus dibawah sayap depan. Sayap depan mempunyai ukuran lebih sempit daripada ukuran sayap belakang. Alat mulut nimfa dan imagonya menggigit-mengunyah yang ditan

Bakti Tani HIMAGRI UMSU di Desa Kolam, Kec. Percut Sei Tuan

            [HIMAGRI NEWS], Sabtu, 05 Desember 2015 HIMAGRI Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara melaksanakan Pengabdian Masyarakat yang bernama “Bakti Tani HIMAGRI” dengan tema Gerakan Nyata Study Lapangan Melalui Penyuluhan Pertanian. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Kolam (Tembung) Kecamatan Percut Sei Tuan. Kegiatan tersebut sebagai bentuk kepedulian mahasiswa khususnya HIMAGRI kepada masyarakat petani d Desa Kolam. Sebagaimana kita ketahui bahwa petani di pedesaan masih tergolong kurang peka terhadap teknologi terbarukan.  Pada kegiatan tersebut terdiri dari 56 peserta dibagi kedalam tiga kelompok yakni kelompok Traktor kelompok Cabut bibit dan kelompok Nanam Bibit, yang keseluruhannya adalah Mahasiswa Agribisnis Fakultas Pertanian UMSU, juga dihadiri oleh Ketua Program Studi Agribisnis Muhammad Thamrin,SP, M.Si dan Ketua Program Studi Ilmu Dan Teknologi Pangan Dr. Ir. Desi Ardilla, M.Si , dan dalam kegiatan ini juga kami di bantu oleh Tim Penyuluh dari PP

Gejala Serangan Jamur Ganoderma (Ganoderma boninense)

serangan yang ditimbulkan ganoderma boninense G. boninense merupakan jamur patogen yang dapat menyebabkan penyakit busuk pangkal batang dan merupakan penyakit penting pada tanaman kelapa sawit di Indonesia (Semangun, 2006). Secara sistematika G. boninense tergolong ke dalam kingdom: Fungi atau Mycota, fylum: Basidiomycota, kelas: Basidiomycetes, ordo: Polyporales, famili: Polyporaceae, divisi: Eymycophyta, genus: Ganoderma dan spesies: boninense (Yanti dan Susanto, 2004). Secara mikroskopis basidiospora G. boninense adalah uniselular, haploid, berbentuk ellipsoid, bujur atau truncate. Jing (2007) melaporkan bahwa massa spora G. boninense berwarna pirang kekuningan. Panjang basidiospora adalah 7,1-13,8 μm dan lebar 4,8-8,3 μm. Penyakit ini telah menimbulkan kematian sampai 50% dari populasi tanaman di beberapa kebun kelapa sawit di Indonesia, sehingga mengakibatkan penurunan produksi kelapa sawit per satuan luas (Turner, 1981). Semangun (2008) menyatakan bahwa di Sumatra Utara,

Jamur Ganoderma (Ganoderma boninense)

Pengertian G. boninense merupakan jamur patogen yang dapat menyebabkan penyakit busuk pangkal batang dan merupakan penyakit penting pada tanaman kelapa sawit di Indonesia (Semangun, 2006). Secara sistematika G. boninense tergolong ke dalam kingdom: Fungi atau Mycota, fylum: Basidiomycota, kelas: Basidiomycetes, ordo: Polyporales, famili: Polyporaceae, divisi: Eymycophyta, genus: Ganoderma dan spesies: boninense (Yanti dan Susanto, 2004). Secara mikroskopis basidiospora G. boninense adalah uniselular, haploid, berbentuk ellipsoid, bujur atau truncate. Jing (2007) melaporkan bahwa massa spora G. boninense berwarna pirang kekuningan. Panjang basidiospora adalah 7,1-13,8 μm dan lebar 4,8-8,3 μm. Penyakit ini telah menimbulkan kematian sampai 50% dari populasi tanaman di beberapa kebun kelapa sawit di Indonesia, sehingga mengakibatkan penurunan produksi kelapa sawit per satuan luas (Turner, 1981). Semangun (2008) menyatakan bahwa di Sumatra Utara, kebun kelapa sawit yang setengah umu

IRIGASI

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian. Dalam dunia modern, saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia. Pada zaman dahulu, jika persediaan air melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai atau sumber mata air, maka irigasi dilakukan dengan mengalirkan air tersebut ke lahan pertanian. Namun demikian, irigasi juga biasa dilakukan dengan membawa air dengan menggunakan wadah kemudian menuangkan pada tanaman satu per satu. Untuk irigasi dengan model seperti ini di Indonesia biasa disebut menyiram. Sebagaimana telah diungkapkan, dalam dunia modern ini sudah banyak cara yang dapat dilakukan untuk melakukan irigasi dan ini sudah berlangsung sejak mesir kuno. Jenis-Jenis Irigasi ·          Irigasi Permukaan Irigasi Permukaan merupakan sistem irigasi yang menyadap air langsung di sungai melalui bangunan bendung maupun melalui bangunan pengambilan bebas ( free intake ) kemudian air