SUMBER BAHAN TANAMAN DAN PEMBUATANVARETAS BARU
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pemuliaan
tanaman adalah rangkaian kegiatan penelitian dan pengujian atau kegiatan
penemuan dan pengembangan suatu varietas baru dan mempertahankan kemurnian
benih varietas yang dihasilkan.
Varietas
baru dapat dihasilkan melalui persilangan dua tanaman yang berbeda
keunggulannya dan dapat menghasilkan tanaman yang unggul dari keduanya. Jika
kita berbicara tentnang sumber bahan tanaman berarti berhubungan dengan benih
atau bibit. Pertumbuhan tanaman juga diperngaruhi oleh kualitas benih yang
baik.
B. Tujuan
· Untuk
dapat mengetahui bagaimana cara membuat varietas baru
· Mengetahui
sumber bahan tanaman
C. Rumusan Masalah
· Pembuatan
varietas baru
· Mendapatkan
benih yang unggul
BAB
II
PEMBAHASAN
Dalam pertanian, tanaman adalah beberapa jenis organisme yang dibudi dayakan pada suatu
ruang atau media untuk dipanen pada masa ketika sudah mencapai tahap
pertumbuhan tertentu. Pengertian ini dibedakan dari penggunaan secara awam
bahwa tanaman sama dengan tumbuhan. Pada
kenyataannya, hampir semua tanaman adalah tumbuhan, tetapi ke dalam pengertian
tanaman tercakup pula beberapa fungi (jamur pangan, seperti
jamur kancing dan jamur merang) dan alga (penghasil agar-agar dan nori) yang sengaja dibudidayakan untuk
dimanfaatkan nilai ekonominya. Tanaman "sengaja" ditanam, sedangkan
tumbuhan adalah sesuatu yang muncul atau tumbuh dari permukaan bumi
A. Sumber Bahan
Tanaman
Berbicara
sumber tanaman berarti berbicara tentang bibit atau Benih. Secara
umum benih adalah istilah yang dipakai
untuk bahan dasar pemeliharaan tanaman atau hewan. Istilah ini biasanya dipakai bila
bahan dasar ini berukuran jauh lebih kecil daripada ukuran hasil akhirnya
(dewasa).
Dalam Undang-Undang Sistem Budidaya
Tanaman, benih adalah tanaman atau bagian dari tanaman yang digunakan untuk
mengembang biakkan tanaman tersebut. Dalam budi daya tanaman, benih
dapat berupa biji maupun tumbuhan kecil hasil
perkecambahan, pendederan, atau perbanyakan aseksual dan disebut
juga bahan tanam. Benih atau
bahan tanam yang bukan berupa biji atau yang telah disemaikan dapat disebut
sebagai bibit. Benih diperdagangkan
tidak untuk dikonsumsi. Bidang perikanan juga
memakai istilah ini untuk menyebut hewan yang masih muda yang siap dipelihara
hingga dewasa. Dalam penggunaan sehari-hari, benih dipakai juga untuk menyebut sel sperma, karena
sperma berasal dari bahasa Yunani kuno, yang berarti benih.
Saat kita memutuskan untuk membeli jenis tanaman tertentu, ada
beberapa pertimbangan yang harus dicermati. Pertimbangan ini selanjutnya kita
sebut sebagai keriteria tanaman. Jika tanaman ini dimanfaatkan dalam jangka panjang.
Tentu kita ingin pertumbuhannya bagus dan masa produktifnya juga panjang.
Ketika di tempat stek bibit, ada begitu banyak pilihan bibit. Bibit
ditancapkan dalam polybag, dengan tinggi tanaman yang hampir sama. Kadang,
dalam populasi stek tanaman ini, katakanlah tanaman mangga, bibitnya tampak
segar. Ada
bibit yang segar, tegak, dan ada juga bibit yang segar, agak miring tapi sudah
berbunga. Ketika tanaman di-stek, maka bagian tanaman, terutama bagian ujung
tanaman mendapatkan makanan dari cadangan makanan tanaman itu sendiri.
Sementara itu, tanaman berusaha membentuk akar. Dalam kondisi ini, terjadi
kompetisi /perebutan cadangan makanan untuk akar dengan pembungaan. Jika
dalam kondisi ini tanaman langsung ditanam, berkemungkinan bibit tersebut mati.
Alasannya, saat proses pembentukan akar, suplai cadangan makanan juga digunakan
oleh pembungaan. Akar kekurangan cadangan makanan. Ditambah dengan stress
terhadap kondisi lingkungan yang baru, bibit tidak bisa bertahan, akhirnya
mati.
Untuk jangka panjang sebaiknya dipilih bibit yang tumbuh
tegak dan belum berbunga. Bibit yang tegak pertumbuhannya
cenderung stabil dan lurus ke atas. Jadi, bisa lebih kokoh. Bibit yang belum
berbunga masa produktifnya akan lebih panjang. Jika dimanfaatkan dalam jangka
panjang, tentu hal ini akan sangat menguntungkan.
B. Varietas Baru
Varietas baru adalah sebuah tanaman
yang berasal dari dua tanaman berbeda keunggulan lalu dikawinkan dan kemudian
hasil dari perkawinan tersebut menjadi tanaman yang memiliki dua keunggulan
dari tanaman yang dikawinkan.
Ada beberapa teknik dalam pembuatan
varietas baru tanaman, yaitu:
1.
Persilangan
Persilangan (hybridization
atau crossing)
dalam biologi adalah perkawinan antar individu ataupun populasi yang
berbeda secara genetik untuk menghasilkan
gabungan sifat dari tetua ataupun rekombinasi gen-gen pada keturunannya. Dalam ilmu biologi molekuler persilangan
diartikan sebagai teknik berikatannya suatu untaian tunggal DNA atau RNA dengan untaian komplemen yang
berasal dari RNA atau DNA yang berbeda. Persilangan dapat terjadi di antara
individu yang berbeda spesies
(persilangan interspesifik) maupun antar individu dalam satu spesies
(persilangan intraspesifik) yang umumnya dikenal sebagai persilangan antar galur (untuk tanaman) atau antar aksesi.Perkembangbiakan manusia melalui perkawinan adalah
contoh persilangan dalam satu spesies. Dalam ilmu peternakan istilah
persilangan lebih sering disebut dengan perkawinan. Individu keturunan hasil
proses persilangan dapat bersifat subur, mandul, maupun mandul sebagian.
Generasi keturunan hasil suatu
persilangan disebut filial disimbolkan
dengan huruf F besar dan angka yang
menandakan urutan generasi. Contoh penulisan generasi keturunan yaitu: F1 untuk
generasi pertama hasil persilangan dan F2 untuk generasi kedua hasil
persilangan. Awalnya tujuan utama dari persilangan ialah menggabungkan dua
sifat baik atau unggul dari dua tetua dalam satu individu atau populasi. Lebih
lanjut dalam kegiatan pemuliaan,
persilangan digunakan untuk membuat keragaman genetik pada suatu populasi
misalnya jagung dengan
harapan akan muncul fenotipe-fenotipe baru yang
sifatnya berbeda dari kedua tetuanya.
Persilangan pada tanaman dapat
diartikan sebagai proses penyerbukan yang terjadi
antara tanaman atau populasi yang berbeda secara genetik. Pengetahuan tentang
sistem reproduksi dan alat
kelamin pada tumbuhan membuat persilangan menjadi suatu metode yang efektif untuk
memperbaiki penampilan tanaman. Berdasarkan kejadiannya, persilangan pada
tanaman dapat terjadi dengan dua cara yaitu persialangan alami dan persilangan
buatan. Pada tanaman menyerbuk terbuka, persilangan tanaman terjadi secara alami baik dengan
bantuan angin maupun serangga, dan bantuan manusia untuk tujuan tertentu. Pada
tanaman menyerbuk sendiri persilangan tanaman umumnya dilakukan oleh manusia
(persilangan buatan) untuk menggabungkan sifat atau karakter yang berbeda dari
dua atau kultivar tanaman. Persilangan buatan pada tanaman
dilakukan dengan mengumpulkan serbuk sari dengan cara memotong benang sari
beserta kepala sari (kastrasi) dari tetua jantan dan
menyerbukkannya ke putik bunga yang belum diserbukki yang digunakan sebagai
tetua betina.
Persilangan tanaman umum digunakan
dalam pembentukan kultivar-kultivar baru baik hibrida, bersari bebas maupun menyerbuk sendiri sebagai bagian dalam program pemuliaan tanaman. Pada tiap
program pemuliaan, macam persilangan yang digunakan berbeda-beda tergantung
tujuan dan metode yang digunakan.
Beberapa macam Persilangan :
a.
Persilangan Monohibrid
Persilangan Monohibrid adalah persilangan yang dilakukan
antara dua individu atau tanaman yang mempunyai perbedaan pada satu sifat.
b.
Persilangan Dihibrid
Persilangan Dihibrid adalah
persilangan di antara dua individu dengan melibatkan dua sifat atau karakter
yang diminati perbedaannya.
c.
Silang Uji
Silang uji ( test cross)
adalah persilangan antara F1 dengan tetua homozigot resesif. Dalam genetika, silang uji
berfungsi untuk mengetahui genotipe suatu tanaman apakah homozigot atau heterozigot dengan
keadaan fenotipe yang
menampakkan sifat dominan.
d.
Silang Balik
Silang balik ( back cross)
adalah persilangan antara suatu keturunan hasil persilangan dengan salah satu induknya.
Berbeda dengan silang uji, pada silang balik induk untuk pasangan persilangan tidak harus
homozigot resesif. Tujuan dari silang balik adalah memulihkan penampilan dari
individu hasil persilangan yang kurang baik dan mengakumulasi gen-gen yang menjadi target dari
persilangan agar stabil pada individu keturunan. Dalam suatu program pemuliaan,
silang balik biasanya dilakukan berulang-ulang untuk memindahkan gen atau sifat
ketahanan yang kebanyakan bersifat resesif dari induk donor agar stabil dan terakumulasi dengan
cukup. Individu donor adalah individu atau kultivar yang digunakan sebagai
sumber gen atau sifat yang akan dipindahkan.
e.
Silang Kebalikan
Silang kebalikan ( reciprocal
cross) adalah suatu persilangan antara satu individu sebagai jantan dan satu sebagai betina beserta kebalikannya, disebut juga
dengan persilangan tukar kelamin. Silang
kebalikan digunakan untuk mengetahui gen yang mengendalikan suatu sifat berada
di sitoplasma dan
pengaruh induk betina atau tidak. Gen yang berada di sitoplasma akan berbeda
pewarisannya pada keturunan yang dihasilkan pada masing-masing silang
kebalikan.
2.
Stek
Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan
dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan
menjadi tanaman baru. Keberhasilan perbanyakan dengan cara stek ditandai
terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek sehingga menjadi tanaman
baru. Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh faktor intern yaitu tanaman
itu sendiri dan faktor ekstern atau lingkungan. Salah satu faktor intern yang
mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon yang berfungsi sebagai
zat pengatur tumbuh.
Faktor intern yang paling penting dalam mempengaruhi regenerasi akar
dan pucuk pada stek adalah faktor genetik. Jenis tanaman yang berbeda mempunyai
kemampuan regenerasi akar dan pucuk yang berbeda pula. Untuk menunjang
keberhasilan perbanyakan tanaman dengan cara stek, sebaiknya adalah:
·
Status air. Stek lebih baik
diambil pada pagi hari dimana bahan stek dalam kondisi turgid.
·
Temperatur. Tanaman stek lebih
baik ditumbuhkan pada suhu 12°C hingga 27°C.
·
Cahaya. Durasi dan intensitas
cahaya yang dibutuhkan tamnaman sumber tergantung pada jenis tanaman, sehingga
tanaman sumber seharusnya ditumbuhkan pada kondisi cahaya yang tepat.
·
Kandungan karbohidrat. Untuk
meningkatkan kandungan karbohidrat bahan stek yang masih ada pada tanaman
sumber bisa dilakukan pengeratan untuk menghalangi translokasi karbohidrat.
Pengeratan juga berfungsi menghalangi translokasi hormon dan substansi lain
yang mungkin penting untuk pengakaran, sehingga terjadi akumulasi zat-zat
tersebut pada bahan stek. Karbohidrat digunakan dalam pengakaran untuk
membangun kompleks makromolekul, elemen struktural dan sebagai sumber energi.
Walaupun kandungan karbohidrat bahan stek tinggi, tetapi jika rasio C/N rendah
maka inisiasi akar juga akan terhambat karena unsur N berkorelasi negatif
dengan pengakaran stek.
Faktor lingkungan tumbuh stek yang cocok sangat berpengaruh pada
terjadinya regenerasi akar dan pucuk. Lingkungan tumbuh atau media pengakaran
seharusnya kondusif untuk regenerasi akar yaitu cukup lembab, evapotranspirasi
rendah, drainase dan aerasi baik, suhu tidak terlalu dingin atau panas, tidak
terkena cahaya penuh (200-100 W/m2) dan bebas dari hama atau penyakit.
Beberapa macam jenis stek yaitu:
a.
Stek Daun
Bahan awal perbanyakan yang dapat digunakan pada stek daun dapat
berupa lembaran daun atau lembaran daun beserta petiol. Bahan awal pada stek
daun tidak akan menjadi bagian dari tanaman baru. Penggunaan bahan yang
mengandung kimera periklinal dihindari agar tanaman-tanaman baru yang
dihasilkan bersifat true to type
Akar dan tunas baru pada stek daun berasal dari jaringan meristem
primer atau meristem sekunder. Pada tanaman Bryophyllum, akar dan tunas baru
berasal dari meristem primer pada kumpulan sel-sel tepi daun dewasa, tetapi
pada tanaman Begonia rex, Saint paulia (Avrican violet), Sansevieria, Crassula
dan Lily, akar dan tunas baru berkembang dari meristem sekunder dari hasil
pelukaan.
Pada beberapa species seperti Peperomia, akar dan tunas baru muncul
darijaringan kalus yang terbentuk dari aktivitas meristem sekunder karena
pelukaan. Masalah pada stek daun secara umum adalah pembentukan tunas-tunas
adventif, bukan akar adventif. Pembentukan akar adventif pada daun lebih mudah
dibandingkan pembentukan tunas adventif .
Secara teknis stek daun dilakukan dengan cara memotong daun dengan
panjang 7,5 – 10 cm (Sansevieria) atau memotong daun beserta petiolnya kemudian
ditanam pada media . Untuk Begonia dan Violces, perlakuan kimia yang umum
dilakukan adalah penyemprotan dengan IBA 100 ppm.
b.
Stek Umbi
Pada stek umbi, bahan awal untuk perbanyakan berupa umbi, yaitu:
umbi batang, umbi akar, umbi sisik, dan lain-lain. Sebagai bahan perbanyakan, umbi dapat digunakan utuh
atau dipotong-potong dengan syarat setiap potongannya mengadung calon tunas.
Untuk menghindari terjadinya busuk pada setiap potongan umbi, maka umbi perlu
dierandap dalam bakterisida dan fungisida. Contoh tanaman yang bisa diperbanyak
dengan stek umbi antara lain: Solanum tuberosum, Ipomoea batatas, Caladium,
Helianthus tuberosus, Amarilis, dan lainlain.
c.
Stek Batang
Bahan awal perbanyakan berupa batang tanaman. Stek batang
dikelompokkan menjadi empat macam berdasarkan jenis batang tanaman, yakni:
berkayu keras, semi berkayu, lunak, dan herbaceous.
Bahan tanaman yang biasa diperbanyak dengan stek batang berkayu
keras antara lain: apel, pear, cemara, dan lain-lain, dengan perlakuan kimia
IBA atau NAA 2500 – 5000 ppm. Panjang stek berkisar antara 10 – 76 cm atau dua
buku (nodes). Stek batang semi berkayu, contohnya terdapat pada tanaman Citrus
sp. dengan perlakuan kimia yang sudah umum yaitu IBA dan NAA 1000 – 3000 ppm
dan panjang stek 7,5 – 15 cm. Pada stek batang semi berkayu ini, daun-daun
seharusnya dibuang untuk mengendalikan transpirasi. Disamping itu, pelukaan
sebelumnya mungkin dapat membantu pengakaran. Untuk stek batang berkayu lunak,
contohnya terdapat pada tanaman Magnolia dengan perlakuan IBA atau NAA 500 –
1250 ppm dan panjang stek 7,5 – 12,5 cm. Pada stek batang berkayu lunak ini
umumnya akar relatif cepat keluar (2 – 5 minggu).
Stek batang yang tergolong herbaceus, dilakukan pada tanaman
Dieffenbachia, Chrisanthemum, dan Ipomoea batatas. Pada dasarnya perlakuan
auksin tidak pdiperlukan pada stek batang herbaceous ini, tetapi kadang diberikan
IBA atau NAA 500 –1250 ppm dan panjang stek yang biasa digunakan adalah 7,5 –
12,5 cm
3.
Transform Genetik
Tanaman
transgenik adalah tanaman yang telah
disisipi atau memiliki gen asing dari spesies tanaman
yang berbeda atau makhluk hidup lainnya. Penggabungan gen asing ini bertujuan untuk
mendapatkan tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan, misalnya pembuatan
tanaman yang tahan suhu tinggi, suhu rendah, kekeringan, resisten terhadap organisme pengganggu tanaman, serta kuantitas dan kualitas yang
lebih tinggi dari tanaman alami. Sebagian besar rekayasa atau modifikasi sifat
tanaman dilakukan untuk mengatasi kebutuhan pangan penduduk dunia yang semakin
meningkat dan juga permasalahan kekurangan gizi manusia sehingga pembuatan tanaman
transgenik juga menjadi bagian dari pemuliaan tanaman. Hadirnya
tanaman transgenik menimbulkan kontroversi masyarakat dunia karena sebagian
masyarakat khawatir apabila tanaman tersebut akan mengganggu keseimbangan
lingkungan (ekologi), membahayakan
kesehatan manusia, dan
memengaruhi perekonomian global.
Pembuatan Transfer Genetik
Untuk membuat suatu tanaman
transgenik, pertama-tama dilakukan identifikasi atau pencarian gen yang akan
menghasilkan sifat tertentu (sifat yang diinginkan). Gen yang diinginkan dapat
diambil dari tanaman lain, hewan, cendawan, atau bakteri. Setelah
gen yang diinginkan didapat maka dilakukan perbanyakan gen yang disebut dengan
istilah kloning gen. Pada tahapan kloning gen, DNA
asing akan dimasukkan ke dalam vektor kloning (agen
pembawa DNA), contohnya plasmid (DNA yang
digunakan untuk transfer gen). Kemudian, vektor kloning akan dimasukkan ke
dalam bakteri sehingga DNA dapat diperbanyak seiring dengan perkembangbiakan bakteri tersebut.
Apabila gen yang diinginkan telah diperbanyak dalam jumlah yang cukup maka akan
dilakukan transfer gen asing tersebut ke dalam sel tumbuhan yang berasal dari
bagian tertentu, salah satunya adalah bagian daun.
Transfer gen ini
dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu metode senjata gen, metode transformasi DNA yang
diperantarai bakteri Agrobacterium tumefaciens, dan elektroporasi (metode
transfer DNA dengan bantuan listrik).
- Metode senjata gen atau penembakan mikro-proyektil.
Metode ini sering digunakan pada spesies jagung dan padi. Untuk
melakukannya, digunakan senjata yang dapat menembakkan mikro-proyektil
berkecepatan tinggi ke dalam sel tanaman. Mikro-proyektil tersebut akan
mengantarkan DNA untuk masuk ke dalam sel tanaman. Penggunaan senjata gen
memberikan hasil yang bersih dan aman, meskipun ada kemungkinan terjadi
kerusakan sel selama penembakan berlangsung.
- Metode transformasi yang diperantarai oleh Agrobacterium tumefaciens.
Bakteri Agrobacterium tumefaciens dapat
menginfeksi tanaman secara alami karena memiliki plasmid Ti, suatu
vektor (pembawa DNA) untuk menyisipkan gen asing. Di dalam plasmid Ti
terdapat gen yang menyandikan sifat virulensi untuk menyebabkan penyakit tanaman tertentu. Gen asing yang ingin dimasukkan ke
dalam tanaman dapat disisipkan di dalam plasmid Ti.
Selanjutnya, A. tumefaciens
secara langsung dapat memindahkan gen pada plasmid tersebut ke dalam genom (DNA)
tanaman. Setelah DNA asing menyatu dengan DNA tanaman maka sifat-sifat yang
diinginkan dapat diekspresikan tumbuhan.
- Metode elektroporasi. Pada
metode elektroporasi ini, sel tanaman yang
akan menerima gen asing harus mengalami pelepasan dinding sel hingga
menjadi protoplas (sel yang kehilangan dinding sel).
Selanjutnya sel diberi kejutan listrik dengan voltase tinggi
untuk membuka pori-pori membran sel tanaman sehingga DNA asing dapat masuk ke dalam sel
dan bersatu (terintegrasi) dengan DNA kromosom
tanaman. Kemudian, dilakukan proses pengembalian dinding sel tanaman.
Setelah proses transfer DNA selesai,
dilakukan seleksi sel daun untuk mendapatkan sel yang berhasil disisipi gen
asing. Hasil seleksi ditumbuhkan menjadi kalus (sekumpulan sel yang belum
terdiferensiasi) hingga nantinya terbentuk akar dan tunas. Apabila telah terbentuk tanaman
muda (plantlet), maka dapat dilakukan pemindahan ke tanah dan sifat baru
tanaman dapat diamati.
4.
Mutasi
Mutasi
adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik
(DNA maupun RNA), baik pada taraf
urutan gen
(disebut mutasi titik) maupun
pada taraf kromosom.
Mutasi pada tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada
munculnya alel
baru dan menjadi dasar munculnya variasi-variasi baru pada spesies. Mutasi terjadi
pada frekuensi
rendah di alam, biasanya lebih rendah daripada 1:10.000 individu. Mutasi di
alam dapat terjadi akibat zat pembangkit mutasi (mutagen, termasuk karsinogen), radiasi surya, radioaktif, sinar
ultraviolet, sinar X, serta loncatan energi listrik
seperti petir.
a.
Mutasi Alami (Mutasi
Spontan)
Mutasi alami (mutasi spontan) adalah mutasi yang
terjadi di alam secara acak (random), tanpa diketahui sebabnya secara pasti.
Mutasi ini jarang terjadi, tingkat kemungkinannya pun sangat kecil. Mutasi
spontan mungkin terjadi karena mekanisme tertentu di dalam sel yang tidak
sempurna. Mutasi spontan dapat disebabkan oleh beberapa alasan berikut.
·
Ketidakstabilan Nukleotida
Keempat basa nukleotida dapat bersifat tidak stabil dan berada pada dua bentuk yang berbeda (tautomer). Saat suatu basa membentuk tautomernya, basa ini dapat berpasangan dengan basa lainnya yang berbeda. Misalnya, basa G biasanya berpasangan dengan basa S. Namun, jika basa G pada kondisi tautomer saat replikasi DNA, maka basa G tersebut akan berpasangan dengan basa T.Oleh karena itu, ada mutasi basa S ke basa T.
·
Kesalahan Replikasi
Kesalahan Replikasi DNA polimerase dapat melakukan kesalahan saat
replikasi. Misalnya insersi basa S yang seharusnya basa T. Kebanyakan kesalahan
replikasi semacam ini akan diperbaiki oleh kompleks DNA polimerase yang
mempunyai kemampuan untuk memperbaiki (proofreading). Namun, kemungkinan
kesalahan semacam itu tetap ada dan menjadi permanen.
·
Ketidaksempurnaan Meiosis
Gagal berpisah dapat terjadi akibat ketidaksempurnaan proses meiosis yang
mengarah pada pembagian kromosom yang tidak merata, terlalu banyak, atau
terlalu sedikit
Jika mampu bertahan hidup maka mutan akan berkembang menghasilkan variasi
baru
b.
Mutasi Buatan (Terinduksi)
Mutasi Buatan (Mutasi Terinduksi) merupakan mutasi yang berasal dari luar atau kejadian yang disengaja oleh manusia. Mutasi terinduksi merupakan program yang dikerjakan oleh para pemulia tanaman dan hewan guna memperbaiki fenotip tanaman agronomi atau holtikultura serta hewan budidaya.
Mutasi buatan dilakukan dengan direncanakan manusia, dengan memberikan
faktor penyebab mutasi yang dinamakan faktor mutagenik (mutagen).
5.
Introduksi
Introduksi Tanaman merupakan suatu proses memperkenalkan tanaman dari tempat asal tumbuhnya
ke suatu daerah baru. Introduksi tanaman dimaksudkan mendatangkan/memasukkan
varietas-varietas tanaman dari luar negeri ke suatu negeri. Introduksi tanaman
selain menambah keragaman tanaman mempunyai manfaat lain:
·
Memajukan
bidang industri,dengan mendatangkan tanaman-tanaman industri seperti tanaman
kehutanan, tanaman obat-obatan dan tanaman industri lainnya,
·
Memenuhi
kebutuhan aestetik dengan mendatangkan tanaman-tanaman ornamental untuk
melengkapi koleksi kebun-kebun, taman-taman, gedung-gedung sehingga menciptakan
keindahan tersendiri.
·
Untuk
mempelajari asal, distribusi, klasifikasi dan evolusi dari tanaman dengan jalan
memelihara tanaman yang diintroduksi di tempat tertentu kemudian dipelejari
data-datanya secara mendetail.
·
Untuk
peningkatan mutu tanaman.
Tanaman
introduksi dapat dikelompokkan menjadi 3 yakni:
1. Introduksi tanaman yang
merupakan tanaman baru disuatu wilayah.
2. Introduksi tanaman yang
merupakan suatu varietas baru.
3. Introduksi tanaman karena tanaman
atau varietas ini mempunyai keunggulan tertentu.
Introduksi tanaman
dapat digunakan sebagai usaha diversifikasi pertanian atau sebagai tanaman
pengganti dari tanaman yang sudah ada, yang dipandang kurang menguntungkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tanaman adalah beberapa jenis organisme yang dibudi dayakan ada suatu
ruang atau media untuk dipanen pada masa ketika sudah mencapai tahap
pertumbuhan tertentu.
Benih yang baik juga menentukan
kualitas tanaman tersebut, benih adalah istilah yang dipakai untuk bahan dasar
pemeliharaan tanaman atau hewan.
Dalam
sistem budidaya benih adalah tanaman atau bagian dari tanaman yang
digunakan untuk mengembang biakkan tanaman tersebut. Benih dapat berupa biji maupun tumbuhan kecil hasil
perkecambahan, pendederan, atau perbanyakan aseksual dan disebut
juga bahan tanam.
Varietas baru dapat dihasilkan
dengan teknik persilangan dan teknik stek. Persilangan adalah perkawinan antar individu ataupun populasi yang
berbeda secara genetik untuk
menghasilkan gabungan sifat dari tetua ataupun rekombinasi gen-gen pada keturunannya. Sedangkan stek merupakan
cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian
batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru.
Varietas
baru dgiunankan untuk memajukan pertanian, yakni dengan membuat suatu tanaman
yang unggul agar lebih menguntungkan.
B.
Saran
1. Diperlukan
bibit yang baik dalam melakukan proses budidaya
2. Proses
penanaman harus dilakukan dengan benar
3. Dalam
pembuatan varietas baru harus memilih induk yang baik dengan keunggulannya
DAFTAR PUSTAKA
http://eka-putri-a.blog.ugm.ac.id/index.php/2013/10/13/bagaimana-memilih-bibit-tanaman-yang-baik
http://id.wikipedia.org/wiki/induksi
Comments
Post a Comment